Antologi Perdana
Antologi perdana saya telah terbit. Yassssssss. Chukka chukka. You did a great job dear. Lanjutkan. Iya harus dilanjutkan. It’s the adventure taking a long time. Maybe all the time and it’s the little one. Siapapun boleh berpendapat dan siapapun boleh memandang sebanyak yang mereka inginkan. Begitu juga saya yang tentunya juga boleh memuji dan memberikan ucapan selamat kepada diri sendiri atas hal ini. Saya akan terus mengapresiasi apapun pencapaian yang telah diri ini lakukan selama itu tidak berlebihan. Jadi bukan untuk menyombongkan diri. Memangnya siapa pantas melakukan hal yang seperti itu. Saya pun juga tahu diri karena juga tahu. Jadi baiklah, ini adalah buku antologi pertama bagi saya. Antologi kedua bersama peserta KOPDAR6 SPK bulan lalu akan segera terbit. Antologi ketiga sudah terencana. Jika beruntung akan menjadi antologi ketiga saya. Jika sedang apes ya sudah pasti akan menjadi tulisan blog. Intinya masih tetap mendapatkan keberuntungan. Antologi keempat………… on niat.
Untuk membandingkan tulisan saya di buku antologi ini dengan mereka para senior dan yang sudah pro merupakan hal yang kurang bijaksana. Silahkan dicoba dan hasilnya tentu tidak akan mengecewakan. Karena yang pro dan amatir sudah jelas berbeda. Tapi saya yakin semua penulis yang ada di buku ini adalah orang-orang hebat. Karena mereka (termasuk saya) telah bersedia untuk menuangkan ide dan gagasannya dalam buku ini yang kemudian dapat dibaca dan direnungkan maksudnya oleh banyak orang. Meskipun sebenarnya mereka semua juga tidak pernah memaksa para pembaca untuk selalu memahami maksud dari tulisannya. Itu karena setiap tulisan pasti punya tujuan lain yang tidak hanya sekedar untuk dibaca.Tidak hanya sekedar untuk dicetak dan dijilid. Ini terlihat dari antusiasme nya yang cukup tinggi.
![]() |
Daftar Isi |
Melalui tulisan yang termuat ini barangkali ada yang bermaksud untuk memulai belajar menulis, menguatkan kepercayaan diri, pembuktian, menunjukkan eksistensi, berucap kata yang belum sempat terucap, bertitip pesan, memberikan hadiah, mengajak diskusi, menyapa, memohon dan menyeru, menyimpan, membangun atau membangunkan kenangan. Bahkan ada yang sedang menelusuri jejak seorang yang lain. Dan kemungkinan yang saya bayangkan itu pasti benar adanya saat kata “Ibu” tersemat diantara baris judul yang dimuat. Perkara milik saya tidak ada kata “Ibu” dalam judulnya itu bukan kesalahan. Ya sudah begitu itu. Mau diapakan lagi. Aslinya memang begitu. Tidak perlu dipaksakan. Nanti malah lucu. Percaya saja. Toh saya sendiri yang menulisnya. Juga yang memutuskan judul tersebut. Santai saja.Tidak perlu berdebat. Tanggung.
Jika kebetulan menemukan tulisan saya lalu muncul berbagai pertanyaan atau pernyataan jangan disembunyikan, ungkapkan saja. Khusus untuk tulisan milik saya terbuka bagi segala kritikan, komentar, atau apresiasi dalam bentuk lain. Asalkan bukan pujian karena saya tidak lagi mengharapkannya kecuali dari saya sendiri. Karena jika saya masih mengharapkannya dari orang lain, mungkin hal yang ditakutkan akan benar-benar terjadi. Kenapa takut? Ya karena sombong itu memalukan. Dan nyatanya tidak punya malu lebih menakutkan dari kisah horor. Bayangkan saja saat ini datang seorang dengan tanpa busana sambil merayu dan satu lagi zombi yang berjalan sempoyongan. Pastilah akan lebih tegar menatap zombi yang beringas itu dengan kedua mata. Menatap apanya. Yang ada lari terbirit-birit.
Jadi masih pemula? Benar. Masih belajar? Ya. Sedikit sekali? Memang. Acak-acakan? Sudah pasti. Tidak punya rasa? Mungkin. Sederhana? Sangat. Kok begini? Ya begitu. Kok begitu? Ya begini. Memalukan? Tidak. Karena keikutsertaan saya dalam Antologi ini bukanlah sesuatu yang memalukan. Sehingga tidak perlu khawatir untuk dipermalukan karena saya sendiri masih berbusana. Dan lagi berada ditengah-tengah orang hebat adalah suatu kebahagiaan lain yang hanya dirasakan oleh mereka yang memimpikannya.
Komentar
Posting Komentar