Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Luapan Perasaan 'Hujan bulan Juni'

Juni selalu menjadi bulan paling istimewa diantara sebelas yang lainnya. Lebih tepatnya sengaja menganggap Juni sebagai suatu keistimewaan karena satu dan lain hal. Juni menandakan awalnya musim panas dan suka cita dalam kehangatan yang sebelumnya langit diselimuti awan tebal menebarkan kelembaban di banyak tempat. Awan tebal itu akan pudar saat bulan Juni menjadikan langit seperti ruangan hampa yang akan lekas menghangat begitu matahari terbit dan berubah membeku saat tersengat sinar bulan. Juni juga merupakan waktu yang tepat untuk memulai perjalanan berlibur menikmati kesejukan yang ditawarkan alam setiap tahunnya. Sederhananya karena pada Juni semua sekolah mulai mengemasi kegiatannya dan bersiap untuk menjernihkan jiwa-jiwa para pemainnya. Dengan kata lain Juni identik dengan liburan ( holiday time ). Banyaknya hal yang membuat Juni teristemewakan membuatnya selalu dinanti banyak orang. Namun ‘ hujan bulan Juni’ memiliki kisah yang berbeda dengan yang lainnya. Bagaimana hujan

Introver? Anti sosial? Tunggu dulu……..

Sebenarnya sudah cukup lama mengenal istilah introver. Pun juga sudah pernah memahami karakternya melalui sebuah drama meskipun cara menjelaskan tentang pribadi ini mungkin saja berlebihan dan pada akhirnya menimbulkan pemahaman yang salah tentangnya. Didukung dengan berbagai petikan tentang si introver yang sering menghiasai feed media sosial, perlahan telah mendorong saya untuk membuat pengakuan sebagai bagian dari kelompok ini. Sudah lama juga memiliki keinginan untuk mencari penjelasan tentang karakter ini melalui sumber yang lebih relevan. Namun urung tercapai karena merasa belum menemukan sumber yang benar-benar relevan untuk dibaca dan juga keterbatasan sumber itu sendiri. Alih-alih mendapatkan pemahaman yang benar tentang karakter ini, justru sebaliknya akan terintimidasi oleh penjelasan-penjelasan yang dibuat. Introver sering dipahami sebagai karakter yang anti sosial dan akan kesulitan untuk berada pada kondisi sosial yang beragam. Namun pemahaman ini ternyata masih sangat

Drama ‘awaken’ dan vaksinasi covid-19

Gambar
  instagram: leechungah “Aku berdiri di jalanan kosong, sendirian. Matahari bersinar terang, dan jam yang tidak pernah salah menunjukkan pukul 12.00. Lalu aku bertanya-tanya kepada diriku. “Apa ini siang hari atau tengah malam?” ……….adalah potongan monolog yang terus diulang-ulang yang menjadi asal muasal konflik dalam drama ‘awaken’. Seorang penulis sering menyajikan maksud dalam diksi yang tidak mudah untuk ditafsirkan. Maka dari itu para pembaca atau penonton harus jeli dalam mengikuti setiap alur yang disajikan agar tidak kehilangan momen yang penting. Baiklah. Jadi begini….. Sepanjang pengamatan saya mengikuti drama on going yang sudah mendekati ending ini saya menemukan hal yang mungkin ada kesamaan konflik dengan proses vaksinasi covid-19 yang sedang dilakukan di berbagai Negara, khususnya Indonesia. Saya hampir tertipu dengan preview-privew yang ditayangkan di awal dan cut scene yang memperlihatkan kehidupan para detektif atau polisi dalam mengusut kasus-kasus pembunu

TAMAT

Gambar
http://pgtpqannahdliyah.blogspot.com/ Ada awal, ada akhir. Ada perjumpaan juga ada perpisahan. Bagi sebagian orang akhir dari suatu perjalanan dianggap sebuah pencapaian, misalnya akhir belajar pada suatu lembaga pendidikan. Proses pembelajaran pada lembaga pendidikan juga memiliki akhir. Karena setelah prosesnya berakhir kita akan melihat hasil dari proses tersebut. Tidak hanya prosesnya yang penting, namun hasilnya akan ditunggu oleh masyarakat banyak. Ya, masyarakat banyak, warga Negara begitu juga umat manusia. Untuk apa belajar jika hanya digunakan untuk berdiam diri di rumah padahal manusia adalah makhluk sosial. Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di bumi, bukannya benda mati. Mari kita simak, Proses pembelajaran Pendidikan Guru Taman Pendidikan al-Qur’an (PGTPQ) An-Nahdliyah Gondang, melaksanakan proses pembelajaran pada angkatan 3 untuk program jilid dan 2 untuk program sorogan (PSQ) telah berlangsung selama 1 tahun. Selama kurun waktu tersebut kami (para ma