Dunia Mimpi
Suatu ketika saat sarapan pagi tiba-tiba bapak menegurku. Katanya ada apa semalaman sampai terdengar suara rintihan dari tidur saya. Apa mungkin karena saya terlalu capek atau ada sesuatu yang mengganggu tidur, katanya. Padahal seingat saya semalaman tidak terbangun sama sekali. Ya tidur seperti biasa saja. Mungkin karena sedang bermimpi. Bukan mimpi buruk atau mimpi yang sangat menakutkan. Ya hanya mimpi biasa saja. Buktinya ketika bangun tidak merasakan sesuatu yang istimewa seperti saat mimpi tenggelam atau dikejar dedemit atau mimpi jatuh dari luar angkasa. Jadi saya menganggapnya mimpi biasa saja. Kemudian saya teringat argumen Freud tentang kondisi bawah sadar yang kemudian dikembangkan untuk terapi penyakit saraf dan mental.
Barangkali jauh sebelumnya saya sering bertanya mimpi itu apa sebenarnya. Bagaimana manusia bisa menghasilkan mimpi yang berbeda-beda. Pernah ada yang mengatakan bahwa terdapat mimpi yang terhubung, mimpi sebagai suatu pesan langsung dari Tuhan, mimpi yang dipercaya sebagai aktivitas ruh jiwa manusia saat tidur, mimpi yang dapat dikendalikan dan berbagai jenis mimpi yang dimaknai secara beragam oleh banyak orang. Mimpi juga dimaknai sebagai ‘bunga tidur’ yang muncul karena efek dari kondisi tubuh yang sedang lelah.
Pernah saya memiliki mimpi yang berkaitan dengan keinginan saya saat terbangun. Anehnya mimpi itu terasa sangat nyata. Ya barangkali karena saya terus menerus memikirkan dan membayangkannya saat terbangun, sehingga hal itu sampai terbawa ke alam mimpi. Pernah juga bermimpi tentang kisah-kisah masa lalu yang mundur jauh ke belakang. Atau juga mimpi yang terkesan konyol untuk diungkapkan namun sangat membekas dan berkesan saat terbangun.Jika mimpi itu sebagai perasaan dan pikiran sadar yang terbawa saat tidur, pertanyaannya bagaimana jika tiba-tiba saya bermimpi berada di tempat yang sama sekali tidak terpikirkan saat sadar. Atau jika mimpi itu berupa kejadian yang jauh dari keseharian. Barangkali benar jika mimpi itu merupakan suatu pesan dari para penghuni langit, sehingga perlu ditafsirkan semaksimal mungkin agar isi dari pesan itu dapat tersampaikan dengan baik.
Faktanya kebanyakan mimpi yang saya alami adalah sesuatu yang sudah saya kenali sebelumnya. Hal-hal yang sudah terekam sebelumnya suatu saat akan muncul ke dalam mimpi entah sekedar sebagai hiasan tidur atau memang timbul dari keinginan. Tidak benar-benar ada peristiwa di dalam mimpi yang merupakan sesuatu yang baru atau asing. Akhirnya saya sampai pada suatu kesimpulan yang sesuai dengan pemahaman saya sendiri, yaitu mimpi adalah sebagai aktivitas bawah sadar seseorang yang terjadi saat dia tidur. Karena jelas saat tertidur otomatis kesadaran akan menurun dan alam bawah sadar mengambil alih tugasnya. Segala aktivitas ini tidak lain adalah kondisi yang sepenuhnya dipengaruhi oleh kesadaran. Sehingga mimpi seseorang jelas berasal dari dirinya sendiri. Mimpi yang terhubung itu tidak benar-benar ada. Atau ruh yang seolah memisahkan diri dari tubuh untuk bermain mungkin juga hanya sebuah dongeng.
Selain karena alasan dapat mengenali semua mimpi saya, alasan lain yang membuat yakin bahwa mimpi sebagai aktivitas bawah sadar adalah karena frustasi atau kebosanan. Itu karena tafsiran mimpi yang penuh kebohongan. Dan celakanya lagi kebohongan tersebut malah diyakini sebagai suatu keajaiban. Aneh bin aneh. Ya bagaimana tidak bosan jika mimpi terus menerus dikaitkan dengan keberuntungan yang pada kenyataannya tidak pernah menemukan keberuntungan yang dimaksud. Atau mimpi dikaitkan dengan kesialan yang menuntut kewaspadaan saat terbangun. Untuk apa coba mengharapkan sesuatu yang samar dari sebuah mimpi. Untuk apa juga terus menerus waspada dan menahan diri dari hal-hal yang tidak jelas asal usulnya. Lama kelamaan orang akan dikendalikan oleh mimpinya yang pada dasarnya itu hanya akan selalu disebut sebagai ‘bunga tidur’. Kan……… melelahkan sekali.
Bukannya tidak percaya bahwa mimpi adakalanya merupakan pesan khusus yang diselipkan oleh para penghuni langit. Iman saya juga mempercayai hal-hal yang seperti itu. Namun tidak semua mimpi yang terjadi seluruhnya merupakan pesan khusus yang dimaksud. ‘Yang diselipkan’ itu tidak mungkin lebih dari 5% dari jumlah mimpi yang dialami seseorang. Sedikit sekali memang. Sehingga sisanya tetap berasal dari individu itu sendiri. Apalagi manusia hidup sebagai realitas nyata yang sebagian besar aktivitasnya pastilah sebuah hal yang nyata pula.
Hanya sebatas itu yang dapat dijelaskan dari gagasan saya berupa mimpi. Itu pun sudah membuat saya senang bukan main karena telah memecahkan teka-teki yang saya buat sendiri disertai dengan alasan-alasan yang cukup jelas keberadaannya. Cukuplah untuk menjernihkan keresahan yang sering terjadi akibat dari sebuah mimpi. Sampai saat saya membaca teori tentang alam bawah sadar Frued yang dikembangkan untuk terapi penyakit saraf dan mental. Mungkim gagasan Frued tidak sepenuhnya dapat diterima. Tetapi tidak ada salahnya juga menengok bagaimana dia menjelaskan gagasannya. Apalagi dari awal saya telah memiliki keyakinan tersendiri tentang mimpi yang mungkin juga sedikit mirip dengannya.
Dari ‘mimpi merupakan aktivitas bawah sadar’ memang memiliki arah yang sama. Namun Freud memiliki argumen yang lebih jelas dan terarah, tidak seperti saya yang hanya asal menebak. Menurutnya pengalaman sadar manusia lambat laun akan menumpuk di bawah sadarnya. Sebuah kesadaran yang berlawanan dengan kendali seseorang akan disimpan jauh di bawah sadarnya. Sesuatu yang telah dilemparkannya jauh ke bawah sadar tidak serta merta akan menghilang. Namun sebaliknya tekanan itu semakin lama akan membentuk kekuatan yang akan menembus kesadaran seseorang. Sehingga suatu ketika tumpukan bawah sadar itu akan muncul ke permukaan lewat perilaku yang tidak diduga atau juga dalam sebuah mimpi.
Kebanyakan orang akan menganggap bahwa membuang dan melupakan sesuatu yang dianggapnya buruk atau tidak pantas merupakan hal terbaik dan sehat bagi kondisi fisik dan jiwa. Dengan begitu seseorang akan terbebas dari baying-bayang yang dapat menghambat jalannya meraih kesuksesan. Akan tetapi bagi Freud inilah yang disebut sebagai kondisi ‘tidak sehat’. Seberapa besar usaha seseorang untuk melupakan dan membuang kenangan buruk atau keinginan yang ditekannya tersebut semakin dia akan menyimpanya secara baik di bawah sadarnya. Yang seharusnya dapat memudar dengan sendirinya seiring berjalannya waktu malah disimpan dan terus menerus dipupuk dengan kebohongan yang diciptakannya sendiri. Bukannya akan memudar dan hilang, justru semakin kuat dan sedikit banyak dapat berpengaruh dalam dirinya disadari maupun tidak. Ini juga yang membuat seseorang terus menerus merasa tertekan oleh sesuatu yang sering tidak disadarinya.
Dalam suatu kesadaran seseorang nyatanya hanya sebagian kecil yang disadari. Selebihnya merupakan sesuatu yang tidak disadari. Jika suatu saat merasakan suatu tekanan yang hebat tanpa dikenalinya, mungkin itu adalah peristiwa bawah sadar yang terus menerus memberontak berusaha untuk keluar ke permukaan. Dan kemungkinan terbesar yang dapat memberinya kekuatan itu tidak lain adalah dirinya sendiri. Karena yang berusaha untuk ditekannya itu sebenarnya tidak benar-benar ingin dibuang atau dibencinya. Dan selanjutnya pada saat seseorang tertidur, peluang untuk bangkit ke permukaan itu akan menjadi lebih besar. Sebab tidur sendiri sudah merupakan aktivitas menurunkan kesadaran yang otomatis akan membangkitkan bawah sadarnya. Demikianlah Freud menyebut mimpi merupakan pemenuhan keinginan yang awalnya ditekan pada kondisi sadar.
‘Mimpi merupakan perasaan bawah sadar seseorang yang dapat berupa kenangan masa lalu atau keinginan yang berusaha dipendamnya di dunia nyata. Jadi saat seseorang tertidur itulah saat yang paling tepat untuk mengungkapkan jati dirinya. Atau saat paling jujur atas dirinya sendiri. Semalam karena dorongan rasa capek yang luar biasa akhirnya keinginan-keinginan yang tidak dapat saya ungkapkan muncul di mimpi dan berhasil saya wujudkan. Keinginan untuk mengumpat dan menyumpahi orang misalnya. Alhasil terdengar bunyi rintihan dari tidur saya. he he he he he he.’ Menarik kan penjelasannya. Dan begitulah akhirnya bapak juga setuju dengan penjelasan yang cukup masuk akal ini. Atau mungkin yang seperti ini merupakan hal baru dari penjelasan sebuah mimpi yang baginya telah menjadi sebuah misteri. Sehingga tidak ada penolakan sepatah kata pun darinya.
NB: tentang metode 'mimpi sadar' yang disajikan awaken mungkin konsepnya mirip atau memang sama. masih mencoba untuk memahami
Komentar
Posting Komentar