Apa yang salah dengan Indonesia?



Waktu lihat acara di tivi acaranya mengupas tentang pelanggaran lalu lintas yang sering dilakukan oleh masyarakat. Ketika sang reporter mewawancarai beberapa pengendara ternyata jawaban mereka sama. ‘biasanya juga seperti ini pak. Tahu sih kalau salah, tapi ya mau gimana lagi, ngejar waktu pak’. Malah ada jawaban yang serem. ‘ya seperti inilah Indonesia pak’, dan ‘namanya juga Indonesia pak’. Reporternya waktu itu berkomentar hampir sama dengan yang pernah saya tulis sebelumnya,hal yang negatif malah dijadikan kebiasaan, harusnya hal yang positif yang dijadikan kebiasaan dan dilestarikan’.

Apa yang salah dengan Indonesia? Itulah hal yang terus saya pikirkan. Dan jawabannya Indonesia tidak salah. Indonesia itu indah, mempesona, keren. Indonesia itu punya banyak budaya, berjuta nilai dan pesona di setiap sudutnya. Bangga telah dilahirkan di Indonesia. Bagaimanapun bagiku Indonesia itu sebuah anugrah Tuhan yang sangat indah. Bahkan dulu banyak bangsa asing yang menginginkannya. Tanah dari bangsa yang berbudaya dan berbudi.

Dengan kebiasaanku yang selalu membandingkan Indonesia dengan negeri lain yang lebih maju ternyata menimbulkan salah paham orang di sekitar. Mereka lalu membalas dengan perkataan sinis dan pandangan kebencian. Menganggap saya tidak cinta ‘tanah air’. Menganggap saya warga negara tidak tahu ‘diuntung’ bahkan tidak menghargai para pahlawan. Saya terima, tetapi tidak satupun dari mereka yang bertanya alasan saya seperti itu.

Ya benar. Saya sangat malu apabila harus mengatakan ‘I come from Indonesia, I’m Indonesian’. Ya benar saya sangat benci, ‘muak’ tetapi bukan kepada tanah lahirku, tetapi mereka yang telah merusak dan tidak mau bertanggung jawab. Mereka yang menggerakkan dan memainkan negriku ini dengan sangat ‘memalukan’. Mereka yang mengotori hal-hal yang sakral. Ikrar, sumpah, nilai keluhuran, hukum bahkan falsafah hanya seperti mainan bagi mereka.

Seperti potret masyarakat,-di paragraph awal- bahwa budaya masyarakat- terutama di ibu kota- telah rusak. Mereka tidak hanya merusak SDA tetapi juga mereka sendiri. Nilai-nilai kehidupan yang sangat memprihatinkan. Bahwa tatanan kehidupannya sudah semakin semrawut dan tidak ada lagi yang peduli terhadap keindahan budaya negeri ini. Ada beberapa dari mereka yang terlihat peduli dengan kelestarian negeri ini, tetapi beberapa dari mereka juga tidak lebih karena uang dan kekuasaan.

Di mana sebuah terimakasih mereka terhadap mereka yang dahulu melestarikan dan menjaga tanah pertiwi ini? Paling tidak bentuk syukur mereka terhadap Tuhan atas anugerah yang indah seperti ini. Atau paling tidak untuk hidup anak-cucu mereka kelak. Menyedihkan sekali. “la wong kitab suci bahkan Tuhan saja dibuat mainan oleh mereka”. Sepertinya memang sudah ‘bobrok’ struktur kehidupan masyarakat ini. Dan tetapi sayangnya tidak ada satu pun dari mereka yang mau ‘care’. Anda?????


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JTL-My Lecon lyric and translate

TAMAT

Untuk Saling Mengingatkan Tanggung Jawab